Melting!!!!
Kata-kata itu doang yang
bisa gue rasakan pada saat ada family gathering.
Tepatnya tanggal 6 Agustus.
Disinilah cerita dimulai…….
Waktunya sangat cepat sampe
gue gak sanggup buat ngejarnya, bertemu dengan seorang cowo yang gue liat dia
hanya cowo biasa, yang cuman duduk dan mungkin dia gak tau apa yang dia mau
lakuin di acara itu.
Di menit yang sama sewaktu
dia mengikuti lomba balap karung, pikiran gue pun seketika itu juga berubah 180
derajat. Cowo yang bernama Joseph (disamarkan) itupun, mulai ngebuka isi hati
gue.
Kata “sorry” yang terucap
dari bibir dia mulai berubah, yang tadinya hanya senang sesaat menjadi senang
yang menurut gue menggila. Disana gue hanya tertawa dalam hati dan membayangkan
parasnya yang membuat gue merasa harus berpikir untuk menyukainya.
Setelah acara family
gathering itu pun usai, entah kenapa nenek gue memberikan selembar foto yang
dibungkus plastik transparan dan terpampang beberapa muka manusia dan
diantaranya gue dan dia. Gue mencoba untuk biasa saja, dan melatih diri gue
untuk biasa saja. Agar orang-orang tidak mengetahui hal itu. Foto itupun gue
simpan di dalam diary gue yang menjadi salah satu benda kesayangan gue.
“Menyukainya……”
Gue mencoba untuk mencari
dan melacak semua yang berhubungan tentang dia. Dan tidak gue sangka teman gue
Putri, adalah teman dari temannya dia. Ini membuat gue harus lebih kuat lagi
menghadapi rasa yang gak biasa itu.
Putri pun membantu gue untuk
mencari-cari apa yang ada didalam diri Joseph. Beberapa hal tentang dia sudah
gue ketahui. Kayak sikapnya yang konyol, dan gak jelas. Dan dia adalah cowo
pemilik vespa yang belum mempunyai pasangan, klue itu sudah tersimpan rapi
didalam otak gue yang sudah terisi penuh dengan pelajaran fisika.
Gue pun tidak akan
meninggalkan kesempatan berharga, untuk lebih mengetahui apa yang dia lakukan
di SMA 82, selain mengikuti ekskul pecinta alam. Gue mencoba buat menyusun
beberapa aktivitas yang harus gue lakukan setelah gue kelas 10. Selain gue
harus masuk jurusan IPA, gue mencoba menyusun apa yang harus gue lakukan untuk
agak sedikit lebih dekat dengan Joseph.
Gue hanya bisa mengawasinya
lewat halaman facebook dan twitternya. Gue hanya bisa tertawa, tersenyum dan
tertawa lagi. Entah sampai kapan gue harus melakukannya. Dan membuat gue
bertanya apakah gue pantas untuk mendapatkannya atau tidak.Pertanyaan itu buat
gue ragu pada diri gue sendiri. Apakah gue harus menyerah, apakah gue harus
bertanya padanya. Ini membuat gue merasa kebingungan.
Gue hanya bisa menunggu
kesekian kalinya dan berharap keajaiban datang pada gue. Dan semoga Joseph lah
yang menjadi keajaiban gue.
No comments:
Post a Comment